Merupakan tarian adat yang biasanya ditampilkan pada pesta perkawinan yang diperagakan oleh empat penari wanita.
Sampai saat ini masih dapat dijumpai di daerah pedesaan dan pedalaman masyarakat Bengkulu. Upacara adat tradisional tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Masyarakat Bengkulu yang mengadakan upacara-upacara adat, cenderung sering mengenakan setelan Melayu sebagai baju adat dalam acara tersebut.
Biasanya motif kaganga ini akan dipadukan dengan motif bunga yang hanya ditemukan di Bengkulu yaitu Rafflesia Arnoldi dan motif burung wallet.
Seperti penjelasan sebelumnya, bahwasanya bentuk pakaian adat Bengkulu masih terpengaruh budaya melayu. Akan tetapi tidak semua penduduk propinsi Bengkulu adalah suku melayu.
Pakaian adat Bengkulu untuk para wanita mempunyai kesamaan dengan pakaian adat Melayu pada lazimnya, yaitu baju kurung lengan panjang yang terbuat dari kain beludru. Baju kurung ini berhiaskan motif sulaman emas dengan bentuk bulat-bulat seperti lempengan uang logam.
Huruf ka ga nga untuk masyarakat Suku Serawai di Bengkulu dikenal dengan tulisan ulu atau serat ulu, sedangkan untuk suku rejang dikenal dengan tulisan here rencong.Ia mengatakan, minimnya naskah kuno ka ga nga yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia di karenakan keterbatasan tenaga penerjemah.
di daerah bengkulu sebelum dikhitan anak direndam dalam wadah sampai menggigil, kemudian baru di khitan.
Satu lagi wilayah yang ada di Indonesia, tepatnya di Pulau Sumatera yang mempunyai kebudayaan yang begitu beragam berkat sejarah di masa lalunya.
Itu dia pakaian adat Bengkulu dengan keunikannya yang tak ada dua. Keunikan yang menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia ini menjadi hal yang wajib kita jaga.
Pakaian adat pria Bengkulu terdiri dari atasan berbentuk jas tertutup lengan panjang yang menggunakan bahan berkualitas seperti wol atau beludru.
Pada umumnya baju adat wanita Bengkulu berwarna merah walaupun pada saat ini banyak baju adat wanita Bengkulu modern-day dengan berbagai macam warna. Namun, yang paling khas masih terdapat hiasan emas pada baju yang dikenakan.
Setiap daerah di Indonesia nama pakaian adat yang berbeda-beda, meski di beberapa daerah juga ditemukan pakaian adat yang memiliki kemiripan karena adanya kedekatan budaya.
Bentuk tutup kepala yang meruncing ke atas ini menyerupai penutup kepala yang biasa dijumpai pada pakaian adat Melayu Riau.